Selasa, 11 Juni 2013

Kenapa Seorang Ustadz Tidak Mau Direkam ?



Ustadz Otak Kami Beda-Beda

(Kenapa Ustadz Tidak Mau Direkam ?)


Tanya Jawab Bersama 
Ustadz Firdauz Zakir 
 





Pertanyaan 1:


Boleh atau tidak, haram atau halal jika kita merekam materi kajian yang disampaikan ustadz secara sembunyi-sembunyi atau tanpa diketahuinya, karena sang ustadz tidak mengizinkan kajian yang disampaikannya untuk direkam?
Jawaban:


Kita ini berbicara untuk berdakwah, kalau kita direkam bersyukur, karena kalau direkam kita bicara sekali seperti ribuan kali. Bayangkan akhi kalau rekaman ini diputar di dusun, diputar di rumah saudara kita, diputar dimobil banyak yang menumpang. Sekali Dauroh sekali pengajian, sekali taklim bagaikan ribuan taklim sang ustadz pun akan mendapatkan pahala Subhanallah yang jauh lebih besar ketimbang yang diharapkan. Karena yang namanya  ilmu adalah amal jariyyah.


Ana hanya mau berkata kenapa tidak mau direkam ? , Ana hanya mau bertanya kenapa tidak mau direkam ?


Seorang orang ustadz datang untuk berdakwah jika dakwahnya itu didengarkan oleh orang banyak Subhanallah makin baik dan semakin diperdengarkan ke orang lain jauh makin baik, dan semakin terdengar melebar kemana-mana jauh makin baik.  


Baiknya dari mana:


1. Bahwa kalau dia berbicara atas nama Allah Subhanahu wata’ala  dengan keikhlasannya maka da’i yang ilallah maka dia benar-benar adalah seorang da’i yang ikhlas  karena Allah mengajar.


2. Bahwa yang disampaikannya adalah ilmu, dan ilmu adalah bagian dari pada amal jariyyah. semakin banyak yang mendengarkan maka semakin banyak pahala yang akan dibawa hidupnya sampai matinya pun tetap


Bahwa ilmu yang membawa keselamatan walaupun seseorang telah mati adalah ilmu jariyyah. Dakwah yang ia sampaikan, yang ia tanpa pamrih, yang ia karena lillah karena Allah. Mau direkam, mau tidak direkam pokoknya dia karena Allah, karena dia bermaksud untuk mendakwahkan.


Kemudian mati sekalipun kalau ceramah itu terekam kemana-mana, terdengar dimana-mana maka pahalanya senantiasa berjalan kepadanya. Itulah sebabnya orang berilmu tidak dikatakan mati.


Jangan engkau menyangka bahwa orang yang berdakwah dijalan Allah yang ia penuhi jalan sabilillah dengan ilmu itu mati tidak, jasadnya mati tetapi ia bagaikan orang hidup karena seperti ia membuat pahala dalam hidupnya seperti orang hidup yang senantiasa punya pahala dan membuat pahala selama ia tertidur dikubur.


Karena kiriman kebaikan dari orang, karena dari ilmu yang diajarkan waktu hidup. maka sesunggunya mereka hidup disisi Allah. apa yang dimaksud tidak seperti orang mati, orang mati tertutup pahala untuknya tapi seorang yang berilmu dimasa hidupnya dan kemudian ia mendakwahkan ilmunya walaupun dia mati sama seperti hidup karena pahalanya tetap berjalan.


Bayangkan mulianya seorang ulama, mulianya seorang da’i matipun tapi tetap seperti hidup. Bayangkan al-imam Bukhori akan disebut namanya sampai akhir hayat dunia, Al-Imam Asy-Syafi’i akan disebut namanya sampai akhir hayat dunia. Seorang Ulama Salaf, dan Khalaf ,Ulama Tempo Dulu dan Temporer yang sekarang ini tetap akan tersebut karena kemuliannya diatas ilmu, maka seperti dia hidup walaupun dia mati maka namanya tetap tersebut, tetap diatas.


Terus kemudian untuk apa engkau harus bersembunyi, untuk apa engkau terus tidak mau direkam kata-katamu ?


3. Engkau adalah seorang da’i barangkali yang mendengar dihadapanmu tidaklah mendapatkan hidayah dari Allah disebabkan karena ceramahmu, tapi begitu dari rekaman itu terdengar oleh orang maka kemudian orang yang mendengarkan belakangan setelah rekaman justru tersentuh hatinya untuk mengikuti dakwah sunnah, dakwah diatas manhaj salaf sehingga kemudian ia maju dan berada didalam dakwah sunnah.


Seberapakah nilai kebajikan yang engkau dapat. Maka engkau telah mendapatkan hadiah baru lagi dari Allah sebuah kendaraan termewah didunia, tidakkah engkau mau, hanya dari rekaman suaramu, engkau telah mendapatkan dakwah termewah didunia. diputar lagi ada lagi yang ikut, diputar lagi ada lagi yang ikut walaupun engkau tidak bicara langsung kehadapannya.  Seberapa banyak mobil mewah yang harus parkir didepan rumahmu , andaikan Allah mau taruh dia didepan rumahmu hanya dengan sebab terdengar rekamanmu dimana-mana


Tiga itu cukup menjadi wakil jawaban kenapa tidak mau direkam ?


Kita berkata: kita takut ada yang salah, kalau memang kamu takut ada yang salah kenapa kamu berdakwah, kalau kamu memang takut salah kamu sadari bahwa engkau manusia tidak mungkin semuanya harus benar pasti bisa jadi engkau terpeleset berbicara. Siapa yang bisa tidak terpeleset berbicara ?

Rasulullah pun tersalah berkata dan berbuat hanya saja dia maksum langsung mendapat teguran dari Allah. Apalagi kamu ?


Karena itu ulama mazhab manapun makanya mereka katakan kamipun bisa salah dan bisa benar.
Maka kita berbicara apa adanya dari apa yang kita ketahui atas asal diatas dalil perkara kemudian belakangan hari itu disalahkan kitapun harus lapang dada bahwa kita memang salah, apa salah hanya kita ucapkan ya Afwan dulu saya berpendapat seperti itu ternyata itu salah


Kan betapa banyak Para Imam juga mengatakan janganlah kalian fanatik dengan pendapat kami. Para ulama Al-Imam madzhab pun telah memberikan petunjuk yang mulia kepada kita tentang bahwa mereka pun berdakwah dan minta didengar kepada orang lain hanya saja mereka berpesan bahwa jangan pernah fanatik kepada mereka.


Saya mau pilih saja, satu yang barangkali memberikan kesimpulan yang terbaik:


Al-Imam Abu Hanifah Rahimahullah Ta’ala berkata: “tidak halal seseorang memakai pendapat kami jika dia belum memeriksa terlebih dahulu apa dalil kami sampai kami  berpendapat demikian”


Dan didalam riwayat lain, “haram seseorang yang tidak mengetahui apa dalil kami saat berpendapat itu untuk kemudian berfatwa seperti fatwa kami sampai ia terlebih dahulu mengeluarkan dalil. Karena sesungguhnya kami seorang manusia, hari ini kami berkata itu salah tiba-tiba esok hari kami berkata itu yang benar”


Jadi gentleman saja, sportif. hari ini kebenaran itu kita yakini sebagai kebenaran karena kita telah berdiri di atas dalil katakan benar dan jangan ragu, kalau memang kemudian kita periksa dan telah diakui bahwa itu sebuah kesalahan dan fatwa ulama itu salah kita katakan Afwan saat ini kita berubah pendapat karena ini salah maka kita rubah yang benar adalah ini. asalkan itu betul memang berdasarkan keterangan para ulama yang berdiri tegak diatas Ahlus sunnah waljama’ah.


Selesai akhi apa yang mau ditakuti !


Dan ketika antum tidak bisa menjawab nggak usah jawab, daripada terekam kemudian jawabannya sembarangan, nggak usah jawab, jawab dengan jawab yang paling praktis Allahu ‘alam bishowab, selesai jangan paksakan, tapi begini ustadz? ,jangan paksakan, ana tidak tahu, Allahu ‘alam bishowab ,tunggu esok mau ana pelajarin dulu dirumah.


Selesai.


Tapi mungkin barang kali ada sisi-sisi lain kenapa tidak mau direkam, ya kita nggak tahu kalau sisi-sisi lain. Mungkin Suaranya kurang bagus ?


Pertanyaan 2:


Apakah ini bisa dikatakan mencuri dalam artian mencuri suara ustadz, karena  ustadz nya tidak ikhlas materi kajiannya direkam ?


Jawaban:
ana tidak tahu mau dikatakan mencuri ?


Untuk apa kami hadir. Ustadz menulis sama saja seperti merekam.


rekaman itu ada 3:


1. Rekaman diotak (Sahabat merekam diotak)


2. Rekaman para sahabat diambil dari kulit-kulit pohon kemudian ditulis


3. Hanya sekarang Ustadz abad modern, rekaman itu bisa pakai hp, bisa pakai mp3, bisa pakai yang lain, bisa pakai kamera. kalau memang kemudian diharamkan, haramkan saja  segala-galanya kalau memang tidak diperbolehkan haramkan saja semuanya kalau memang direkam pakai suara tidak boleh maka menulis pun jangan. Karena fatwa itu sama saja isinya, hanya beda saja isinya sama haram, hanya direkaman bunyinya haram , Kalau ditulisan tidak ada bunyi hanya tulisan haram, tidak ada bedanya


Nah jawabnya Allahu ‘alam  apakah dikatakan mencuri atau tidak


Ustadz, kami hadir ini untuk tahu Agama, otak kami beda-beda kami ditakdirkan oleh Allah nilai kami sejak SD 6 paling tinggi, kalau tidak pakai rekaman diulang-ulang dirumah, baru pakai sandal sebelah kanan saja sudah lupa, yang tadi itu apa ya yang dikatakan ustadz itu,  lupa saya, untung ada rekamannya !


Nah itu dia, ya itu dia, kembalikan kepada Ustadz nya kenapa tidak mau direkam 
Download Audionya  Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar